Pada th 60-an, saya duduk di bangku SR, salah satu kesukaanku membuat wayang dengan bahan kardus. Waktu itu di Wingko sangat sulit mencari Kardus. Setelah berembug dengan teman, diputuskan bahwa hari Kamis akan membeli kardus di Purwodadi. Nggak tahu bagaimana, dua temanku sudah berangkat duluan, saya ditinggal. Setelah tahu kalau temanku sudah berangkat, maka saya nekat berangkat, dengan jalan kaki, dari rumah saya kira-kira 10 KM, setelah sampai ngankruk, kecapaian mulai terasa, padahal perjalanan masih jauh.
Tidak berapa lama ada dokar lewat menuju Jenar, maka saya memberanikan diri untuk numpang, saya berterus terang karena uangnya pas untuk beli kardus. Kusir dokar, pesan nanti kalau sampai di Jenar minta diambilkan air untuk minum kuda, ketika itu saya iyakan saja. Setelah sampai, dan kusir dokar lagi ngobrol, saya menyelinap terus pergi menuju Purwodadi, sambil deg-degan langkahku makin ku percepat, takut kalau-kalau kusir dokar mengejar saya.
Di tengah perjalanan, ketemu dengan 2 temanku yang sudah membawa kardus, dengan segala iba saya minta temanku menemaniku "mbalik" lagi. Alhasil saya kehabisan kardus maka saya pulang bertiga jalan kaki. Itulah waktu, untuk suatu cita-cita betapapun beratnya saya jalani juga. Kalau dikenang masih terasa indah. Saya tidak tahu kalau anak sekarang ada yang mau jalan sampai 10 km hanya untuk membeli bahan mainan, sudah itu kehabisan pula.
Kiriman Pak sito
nyuwun pangapunten Pak Sito, nembe saged kepublish, keslesep. sak niki Pak Sito pun dados member.
Dukung Sumedi pada Kontes SEO astaga.com lifestyle on the net | semoga juara I
Kamis, 10 Juli 2008
Pengalaman Masa Kecil, Membuat wayang dari Kardus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
BLOGGER PURWOREJO
- -- Sumedi : Personal Blog --
- A'a Gigih Blog
- Agung Pranoto
- Agus Grabag
- Ajissi BS
- Alamovic Blog
- Alfiatun Jenar Lor
- Anak Putune KH. Artonawi Rasukan
- Aris Priyantoro : Pituruh
- Budhi Setyawan
- Dani Usadi
- dr. Indro Saswanto, Sp. THT
- Eddy Prasetyo
- Eko Ari on Wordpress
- Fajar Iskandar
- Gudang Lo-Ker
- Indra Cah Ngombol
- Iwan Sugihartono
- kakang's Mubarak Online
- kenapa Tanya
- Kholik on BlogDetik
- Kuznia Nazer
- Mas Lilik: Moslem-Corner
- Mas Paijan
- Mas Togog
- Mas Tri (Cah Nakal)
- Mbah Suro
- meenote
- meika : Just Call me Ika
- RAF : Start with Nothing
- Sadat: Menuju Jalan Yang Terang
- Setiyo Bardono : Sastrawan
- Wahyu Handoko
- Wayah Bagelen
- Wiwin Blog : goresan pena maya
- Yudi Blog
Blog Komunitas
- Alumni STAN
- Alumni Teknik Mesin USU
- Bawana SMK 1Pwr
- Blogger PWR on Wordpress
- Forum Giritontro
- Forum Purworejokita
- Friendster SMANDA KTA
- GAMAPURI - IPB
- Gema Pembebasan Unand
- Lafadl Pustaka Yogya
- Nasionalisme Institute
- PB PMII
- PBHR SULSEL
- PMII UGM
- Relawan Desa: Mbangun Desa
- SMP 3 Purworejo (SMP 1 KTA) Blog
- Urban Poor Lingkage: UPlink.or.id
- WebLog SMA Pundong Bantul
Milist Purworejo
- obatstresspwr@yahoogroups.com, alumni SMA I angkatan 94
- thorjo@yahoogroups.com, milis piyantun thorjo
Ditahun 60 an wayang memang digandrungi anak muda, apalagi kalau dalangnya Ki Hadi Sugito yang berasal dari Wates, Kulonprogo pokoke nonton sampai tancep kayon alias "ngebyar".
BalasHapusRemaja saat itu banyak berkreasi membuat wayang bukan dari kardus saja, tetapi dari batang padi yang dianyam, juga batang daun singkong bahkan batang rumputpun bisa.
Mari kita lestarikan kesenian wayang agar tidak tergeser oleh budaya barat! Semoga...
Mas Pursito ini rupanya sehobby dengan saya.
BalasHapusWaktu itu saya punya tiga puluhan wayang, sebagian beli sebagian bikin sendiri dari karton.
Suatu hari lenyap bersama album perangko koleksi saya. Rupanya diambil maling yang nurut berita yg ngambil temen saya sendiri. Saya sangat sedih tentu saja, dan sampe sekarang jadi kenangan manis2 pahit.
Salam buat mas Sito.
Terima kasih mas Indro,
BalasHapusWaktu itu hiburan belum banyak, kita ini anak2, dituntut unutk berkreasi sendiri supaya punya hiburan. Antara lain yaitu Wayang, Sampai sekarang saya masih sering mendengarkan diradio, yang saya suka yang masih ikut pakem, contoh dalang timbul.
Salam katur mas Indro.